Post kali ini masih akan melanjutkan
pembahasan post sebelumnya, seperti yang telah diketahui bank merupakan lembaga
perantara keuangan. Aktivitasnya setiap waktu sangat sibuk dengan berbagai
transaksi dari para pihak yang berperan di dalamnya.
Salah
satu yang erat dengan bank adalah bunga yang diberikan kepada nasabahnya.
Bagaimana cara bank menetapkan bunga yang akan diberikannya? dan bagaimana
dasar perhitungannya. Setiap harinya bank pasti mengalami berbagai transaksi,
untuk mengetahui perhitungan bunga perlu diketahui bahwa untuk menghitung bunga
tersebut berhubungan pula dengan proses rekapitulasi dana pada bank.
Proses yang dilakukan bank pada akhir hari adalah
merekapitulasi saldo, sedangkan pada akhir bulan kegiatannya merupakan
rekapitulasi saldo, menghitung bunga dan menetapkan saldo awal bulan
berikutnya. Proses-proses ini berhubungan satu sama lainnya. Untuk menghitung
bunganya terdapat tiga metode antara lain metode saldo harian; metode saldo
rata-rata; metode saldo terendah. Rumus untuk
menghitung bunga tersebut adalah :
1. Metode saldo harian
% i adalah
persen bunga yang dikenakan, hari bunga didapatkan dari tanggal data transaksi
harian para nasabah begitu pula dengan nominal saldo didapatkan dari data
transaksi setiap harinya. Contoh, Ibu Wanda adalah nasabah pada bank “Jaya” ia
memiliki tabungan pada bank Jaya, bank memberikan bunga 10% . Data transaksi
Ibu Wanda setiap harinya adalah :
Perhitungannya adalah :
tanggal 7 = 10% x 7-5 x 10 juta/ 365 =
5480
tanggal 10 = 10% x 10-7 x 8 juta/ 365 =
6580
tanggal 17 = 10% x 17-10 x 23 juta/ 365 =
4410
tanggal 25 = 10% x 25-17 x 18 juta/ 365 =
39450
tanggal 26 = 10% x 26-25 x 13 juta/ 365 =
3560
tanggal 30 = 10% x 30-(26+1) x 33/ 365 =
45200
Total =
114380 (before tax)
Misal PPH adalah 10%
Total pajak = 114380 x 10% = 11438
After Tax = 114380- 11438= 102942 (saldo awal
bulan berikutnya)
2. Metode saldo terendah
Untuk
menghitung dengan metode ini pada dasarnya masih menggunakan cara atau rumus yang
sama hanya terdapat beberapa perbedaan kecil. Masih dengan contoh diatas jika
dihitung dengan menggunakan metode saldo terendah maka :
3. Metode saldo rata-rata
Cara
perhitungannya tetap saja hanya akan terdapat beberapa perbedaan, seperti ini
cara perhitungannya :
Penetapan saldo awal bulan berikutnya dapat
berubah jika terjadi kliring pada saat transaksi. Misal terdapat transaksi
kliring bank Jaya dan bank Makmur seperti berikut :
Akibat adanya transaksi tersebut kita
dapat memperhitungkan saldo dari setiap transaksi yang terjadi, pada Bank Jaya
adalah + 10, +12, +3, +3, -10, -2, -5 (tidak dihitung karena terjadi penolakan
kliring), -4, -3 (tidak dihitung karena terjadi penolakan kliring), +8, +3, +15
= +23. Pada Bank Makmur saldonya adalah +5, +4, +3, -8, -3, -10 (tidak dihitung
karena terjadi penolkan kliring), -12, -3, -3 (tidak dihitung karena terjadi
penolakan kliring), +10, +2 = -23. Saldo akhir Bank Jaya adalah +23 ini berarti
bank jaya menang kliring, sedangkan saldo Bank Makmur adalah -23 sebaliknya
Bank Makmur mengalami kalah kliring.
Bank
Jaya menang kliring sebesar 23 juta, sedangkan Bank Makmur kalah kliring
sebesar 23 juta. Deposit Bank Jaya adalah 400 juta dengan Excess Reserves
sebesar 2%. Peraturan pada bank BI (LRR) tentang cadangan minimum saldo bank
adalah 8%. Cadangan minimum bank jaya adalah 8% dikalikan dengan 400 juta,
hasilnya sebesar 32 juta. Maka RKBI bank jaya adalah 2% + 8% = 10% (excess
reserves + LRR), lalu saldo RKBI bank jaya adalah hasil dari 10% dikalikan
dengan depositnya, sebesar 400 juta. Maka dapat diketahui bahwa RKBI bank jaya
sebesar 40 juta, karena bank jaya menang kliring sebesar 23 juta total saldo
RKBI bank jaya adalah 63 juta (pertambahan 40 juta dengan 23 juta). Karena hasilnya
melebihi aturan LRR yaitu sebesar 32 juta, maka saldo RKBI bank jaya masih
cukup.
Bank
Makmur memiliki deposit sebesar 250 juta, dan excess reserves sebesar 4%. Mari
kita hitung berapa seharusnya cadangan minimum bank makmur yang seharusnya ada
di Bank BI. LRR adalah 8%, maka 250 juta dikalikan dengan 8 %, akan memperoleh
cadangan minimum Bank Makmur sebesar 20 juta. Karena Bank Makmur kalah kliring
sebesar 23 juta, maka saldo RKBI bank makmur adalah : 4% + 8% = 12% ; 12%
dikalikan dengan deposit sebesar 250 juta akan memperoleh hasil 30 juta. Tetapi
ingat bahwa bank makmur kalah kliring sebesar 23 juta, maka saldonya adalah 30
juta diambil dengan 23 juta hasilnya adalah 7 juta. 7 juta ini merupakan saldo
akhir RKBI bank makmur setelah kalah kliring. Cadangan minimum bank makmur
seharusnya 20 juta, jelas saldo RKBI akhir bank makmur tidak memenuhi syarat
LRR. Karena itu bank makmur harus melakukan call
money. Bank makmur dapat melakukan call
money ke Bank jaya yang memiliki saldo RKBI yang lebih. Untuk mencapai
nilai 20 juta, bank makmur akan melakukan call money 13 juta dari bank jaya.
Sedangkan saldo akhir RKBI bank jaya setelah terjadi call money adalah 50 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar